Analisis Indeks Kekeringan Meteorologis dan Karakteristik Kebakaran Lahan Gambut Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Keywords:
Kebakaran, Gambut, SPI, KekeringanAbstract
Provinsi Jambi merupakan Provinsi dengan lahan gambut terluas ketiga di Pulau Sumatera. Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur erat kaitannya dengan faktor meteorologi yaitu minimnya jumlah curah hujan sebagai sumber alat pemadam kebakaran. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis karakteristik kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang akan dikorelasikan dengan kondisi kekeringan dengan metode Indeks Presipitasi Terstandarisasi atau Standardized Precipitation Index (SPI) dikembangkan oleh McKee et al (1993). Analisis karakteristik kebakaran lahan gambut menggunakan sebaran hotspot (tingkat kepercayaan > 60%) dengan menggunakan citra Landsat dan pola yang terbentuk sebagai indikasi areal luasan kebakaran yang diakibatkan oleh data titik panas dalam kurun waktu 8 tahun (2013-2020). Hasil analisis karakteristik kebakaran seperti luas area bekas terbakar, durasi kebakaran dan laju kebakaran yang terjadi di setiap tahun. Data analisis hotspot dilakukan tumpang tindih dengab teknik on-off layering terhadap citra Landsat yang sebelumnya dilakukan komposit band untuk proses digitasi polygon menggunakan GIS (Geographic Information System). Karakteristik kebakaran Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam kurun waktu selama 8 tahun sejak tahun 2013 sampai tahun 2020 dengan jumlah luas area terbakar 151.815 Ha dengan durasi kebakaran selama 261 hari dan laju kebakaran 6381.762 ha/hari. Selama kurun waktu 8 tahun luas area terbakar terbesar terjadi pada tahun 2019 dengan luas 75.042 Ha yang terjadi kebakaran berturut turut pada bulan Agustus, September, dan Oktober dan indeks kekeringan dengan nilai SPI minimum -2,5809 pada tahun 2019 bulan Oktober dengan klasifikasi amat sangat kering. Hubungan antara kondisi kekeringan dan kejadian kebakaran di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menunjukkan bahwa kejadian kebakaran (hotspot) rentan bertmbah seiring dengan kejadian kekeringan